Desa Popenga Siapkan Lahan Sawah Ratusan Hektare Dukung Program Nasional Perkuat Ketahanan Pangan
Majene-Fokus86.com Mendukung ketahanan pangan di Desa Popenga.Pengembangan Infrastruktur Pembangunan infrastruktur seperti irigasi dan jalan akses juga dilakukan untuk mendukung program ini
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat ,Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Popenga dengan meningkatkan produksi pertanian dan pendapatan warga.
Desa Popenga memiliki potensi besar dalam pertanian, tetapi selama ini banyak lahan yang tidak tergarap karena keterbatasan akses, alat, dan sumber daya manusia. Dengan program percetakan sawah, Desa Popenga berharap dapat meningkatkan produksi pangan dan mencapai kedaulatan pangan desa.
Potensi dan Tantangan:
Desa Popenga memiliki ribuan hektare lahan potensial yang dapat digunakan untuk pertanian.
-Keterbatasan Akses
Keterbatasan akses, alat, dan sumber daya manusia menjadi tantangan utama dalam mengembangkan potensi lahan tersebut.
– Percetakan Sawah
Program percetakan sawah menjadi solusi untuk meningkatkan produksi pangan dan mencapai kedaulatan pangan desa.
Harapan dan Tujuan:
Program percetakan sawah diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan dan mencapai kedaulatan pangan desa.
– Peningkatan Kesejahteraan:
Dengan meningkatnya produksi pangan, diharapkan kesejahteraan masyarakat Desa Popenga juga akan meningkat.
Dengan semangat gotong royong dan kepemimpinan yang kuat, Desa Popenga optimis dapat mencapai target produksi pangan yang lebih tinggi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya
Pengembangan Ekonomi Loka Program ini juga dapat memacu pengembangan ekonomi lokal dengan meningkatkan aktivitas pertanian dan menciptakan lapangan kerja baru.
Dengan semangat gotong royong dan kepemimpinan yang kuat, Desa Popenga optimis dapat mencapai target produksi pertanian yang lebih tinggi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Hamparan bukit dan lembah yang membentang di Desa Popenga, Kecamatan Ulumanda,Kabupaten Majene, kini perlahan mulai berubah wajah. Di bawah komando Penjabat (Pj.) Kepala Desa, Rahmat Basri, suara mesin Excapator menggantikan sunyi hutan semak. Program percetakan sawah yang mereka gagas sejak awal 2024 itu, kini mulai menampakkan hasil.
Popenga bukan desa kecil. Dengan wilayah terluas di Kabupaten Majene, potensi lahan tidur di desa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi program ketahanan pangan. Maka tak heran jika pemerintah desa memilih untuk menyasar sektor pertanian sebagai ujung tombak pembangunan. “Ini bukan sekadar proyek, ini soal perut rakyat,” kata Rahmat kepada wartawan. Selasa (09/09/2025).
Program ini tak main-main. Tahun 2024, Pemerintah Desa Popenga menggelontorkan anggaran Dana Desa (DD) sebesar Rp852 juta khusus untuk percetakan sawah. Anggaran itu digunakan untuk membuka lahan pertanian baru bagi warga yang selama ini hanya mengandalkan ladang tadah hujan. Namun, dana sebesar itu belum cukup untuk memenuhi seluruh target.
Dari total 350 Kepala Keluarga (KK) yang menjadi sasaran, dana tahun ini baru mampu menjangkau 173 KK. Sisanya, sebanyak 167 KK, harus menunggu alokasi anggaran tahun berikutnya. “Kami sudah tetapkan, 2025 akan jadi tahun penyelesaian. Targetnya, Desember sudah rampung 100 persen,” ujar Rahmat dengan yakin.
Rinciannya, pada tahap pertama, lahan sudah dibuka di lima dusun: Popenga, Tanete, Batu Lotong, Baba Lombi, dan Pewarugaan. Warga di dusun-dusun ini kini mulai mengenal lumpur sawah dan irigasi sederhana.
Adapun empat dusun lainnya yakni Urekang, Batang Nato, Pullau, dan Salu Maratte masih menunggu giliran. Namun proses pendataan dan survei lahan telah dilakukan. Bahkan di beberapa lokasi, pengerjaan pembukaan lahan sudah dimulai secara bertahap. “Yang jelas kita tidak ingin buru-buru tapi juga tidak lambat,”
Program ini, menurut Rahmat, juga bagian dari sinergi dengan agenda nasional. Ketahanan pangan bukan lagi slogan, tapi kebutuhan mendesak. Terlebih dalam situasi global yang fluktuatif, desa-desa seperti Popenga perlu mandiri secara pangan. “Bila kami bisa menanam padi sendiri, itu berarti kami bisa bertahan,” ujarnya.
Di atas kertas, Desa Popenga memiliki ribuan hektare lahan potensial. Tapi selama bertahun-tahun, banyak di antaranya dibiarkan tak tergarap karena keterbatasan akses, alat, dan sumber daya manusia. Percetakan sawah menjadi jembatan antara potensi dan realisasi. “Ini langkah awal untuk kedaulatan pangan desa,” Ujar Rahmat.
Namun, tantangan tetap ada. Akses jalan yang sulit, curah hujan tidak menentu, serta kontur tanah berbukit membuat proses percetakan tidak bisa dilakukan secara seragam.
Meski begitu, optimisme tumbuh. Warga kini mulai menanam varietas padi lokal di lahan baru. Hasil panen belum sepenuhnya diketahui, tapi semangat sudah terasa. Anak-anak pun mulai diajak ke sawah, mengenal lumpur dan benih. “Ini bukan hanya soal beras, ini soal warisan,” ujar seorang warga Dusun Pewarugaan, Desa Popenga.
Dana Desa pun dipantau ketat. Transparansi menjadi bagian dari strategi penguatan kepercayaan publik. Di papan informasi desa, setiap progres ditampilkan lengkap dengan jumlah anggaran dan capaian.
“Kami tidak ingin proyek ini dicurigai. Ini uang rakyat, harus kembali ke rakyat,” kata Rahmat.
Pada tahun 2025, Rahmat menargetkan tak hanya penyelesaian fisik sawah, tapi juga penguatan kelembagaan tani. Kelompok-kelompok tani akan dibentuk, diberi pelatihan, serta difasilitasi untuk mengakses program pertanian lainnya. “Sawah ini harus produktif. Jangan selesai dicetak lalu terbengkalai,” ujarnya.
Pemerintah kabupaten pun mulai melirik Popenga sebagai model. Beberapa desa tetangga disebut-sebut tertarik meniru langkah ini. Namun Rahmat tetap fokus menyelesaikan rumah tangganya sendiri terlebih dahulu. “Satu desa kuat lebih baik daripada sepuluh desa setengah jadi,” katanya.
Jika semuanya sesuai rencana, maka pada akhir 2025, Desa Popenga Kec.Ulumanda akan memiliki ratusan hektare sawah baru yang menyuplai pangan lokal secara mandiri. Bukan mustahil jika desa yang dulu terabaikan itu, kini menjadi contoh nyata Dana Desa bisa mengubah Gunung Hutan di sulap menjadi Lahan produktif .Udyn